TUGAS BAHASA INDONESIA LUAR BIASA LENGKAP

Membaca Teks Percakapan + Contoh dan Tugas untuk Latihan menghadapi Ujian Nasional



Wawancara maupun percakapan, ada pihak yang bertanya dan pihak yang menjawab. Perbedaannya, dalam percakapan, penanya dan penjawab dapat berbicara bergantian, sedangkan dalam wawancara tidak demikian.

Membaca teks percakapan merupakan salah satu kegiatan membaca nyaring. Selama membaca teks percakapan, kamu harus memerhatikan tanda baca dan jenis kalimat yang dibacanya. Misalnya, bertanya, menyuruh, menjawab, meminta, atau yang lain. Setiap jenis kalimat yang dibaca memiliki intonasi yang berbeda.

-

Bacalah contoh teks percakapan berikut.

Beti : ”Ke mana saja kamu selama liburan, Ran?”

Rani : ”Aku jalan-jalan ke rumah Pamanyang kebetulan baru datang dari luar negeri.”

Beti : ”Wah, asyik, dong?”

Rani : ”Tentu, Ti. Aku senang sekali karena Paman banyak membawa oleh-oleh. Aku diberi oleh-oleh berupa buku kumpulan dongeng Anderson.”

Beti : ”Apa saja yang kamu baca di buku kumpulan dongeng itu?”

Rani : ”Ho…! Banyak sekali dan sangat mengagum kan.”

-

1. Bacalah sekali lagi teks percakapan tersebut. Gunakanlah intonasi dan pelafalan yang tepat saat membacanya.

2. Apakah judul yang tepat untuk teks percakapan tersebut?

3. Siapakah yang bercakap-cakap itu?

4. Apakah isi percakapan itu?

5. Tulislah teks percakapan yang menyatakan alasan Rani merasa senang.

Dari buku sekolah.

________________


PERBEDAAN SONETA DENGAN PANTUN

Ditulis oleh dahlanforum di/pada September 24, 2010

a. Soneta puisi asli Italia, Pantun puisi asli Melayu

b. Satu bait Soneta terdiri terdiri dari 14 baris, satu bait Pantun terdiri atas 4 baris

c. Soneta berima bebas, pantun berima a-b-a-b

GELISAH

Mengais tenaga,

mengusir kantuk

Ini hari awal

Rangkaian penat bakal menjejal

Lagi-lagi terbawa

butiran resah gelitiki benakku

Hidup………oh hidup!

Mesti dijalani,

lengkap dengan misterinya

mengintip di balik tikungan

yang akan kulewati

Pengapnya hidup

udara yang terhirup

kadang beraroma

yang tak kusuka

Dari jauh kupandang

tepekur meringkuk

satu sosok

(yang ternyata)

tak bisa lepas

satu sentipun

daripadaMu

…..


.

Membaca Teks Percakapan



wawancara maupun percakapan, ada pihak yang bertanya dan pihak yang menjawab. Perbedaannya, dalam percakapan, penanya dan penjawab dapat berbicara bergantian, sedangkan dalam wawancara tidak demikian.

Membaca teks percakapan merupakan salah satu kegiatan membaca nyaring. Selama membaca teks percakapan, kamuharus memerhatikan tanda baca dan jenis kalimat yang dibacanya. Misalnya, bertanya, menyuruh, menjawab, meminta, atau yang lain. Setiap jenis kalimat yang dibaca memiliki intonasi yang berbeda.

Bacalah contoh teks percakapan berikut.

Beti : ”Ke mana saja kamu selama liburan, Ran?”

Rani : ”Aku jalan-jalan ke rumah Paman yang kebetulan baru datang dari luar negeri.”

Beti : ”Wah, asyik, dong?”

Rani : ”Tentu, Ti. Aku senang sekali karena Paman banyak membawa oleh-oleh. Aku diberi oleh-oleh berupa buku kumpulan dongeng Anderson.”

Beti : ”Apa saja yang kamu baca di buku kumpulan dongeng itu?”

Rani : ”Ho…! Banyak sekali dan sangat mengagum kan.”

1. Bacalah sekali lagi teks percakapan tersebut. Gunakanlah intonasi dan pelafalan yang tepat saat membacanya.

2. Apakah judul yang tepat untuk teks percakapan tersebut?

3. Siapakah yang bercakap-cakap itu?

4. Apakah isi percakapan itu?

5. Tulislah teks percakapan yang menyatakan alasan Rani merasa senang.


CERPEN



Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.

Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan parallel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov.

Sejarah / Asal-usul

Cerita pendek berasal-mula pada tradisi penceritaan lisan yang menghasilkan kisah-kisah terkenal seperti Iliad dan Odyssey karya Homer. Kisah-kisah tersebut disampaikan dalam bentuk puisi yang berirama, dengan irama yang berfungsi sebagai alat untuk menolong orang untuk mengingat ceritanya. Bagian-bagian singkat dari kisah-kisah ini dipusatkan pada naratif-naratif individu yang dapat disampaikan pada satu kesempatan pendek. Keseluruhan kisahnya baru terlihat apabila keseluruhan bagian cerita tersebut telah disampaikan.

Fabel, yang umumnya berupa cerita rakyat dengan pesan-pesan moral di dalamnya, konon dianggap oleh sejarahwan Yunani Herodotus sebagai hasil temuan seorang budak Yunani yang bernama Aesop pada abad ke-6 SM (meskipun ada kisah-kisah lain yang berasal dari bangsa-bangsa lain yang dianggap berasal dari Aesop). Fabel-fabel kuno ini kini dikenal sebagai Fabel Aesop. Akan tetapi ada pula yang memberikan definisi lain terkait istilah Fabel. Fabel, dalam khazanah Sastra Indonesia seringkali, diartikan sebagai cerita tentang binatang. Cerita fabel yang populer misalnya Kisah Si Kancil, dan sebagainya.

Selanjutnya, jenis cerita berkembang meliputi sage, mite, dan legenda. Sage merupakan cerita kepahlawanan. Misalnya Joko Dolog. Mite lebih menyaran pada cerita yang terkait dengan kepercayaan masyarakat setempat tentang sesuatu. Contohnya Nyi Roro Kidul. Sedangkan legenda mengandung pengertian sebuah cerita mengenai asal usul terjadinya suatu tempat. Contoh Banyuwangi.

Bentuk kuno lainnya dari cerita pendek, yakni anekdot, populer pada masa Kekaisaran Romawi. Anekdot berfungsi seperti perumpamaan, sebuah cerita realistis yang singkat, yang mencakup satu pesan atau tujuan. Banyak dari anekdot Romawi yang bertahan belakangan dikumpulkan dalam Gesta Romanorum pada abad ke-13 atau 14. Anekdot tetap populer di Eropa hingga abad ke-18, ketika surat-surat anekdot berisi fiksi karya Sir Roger de Coverley diterbitkan.

Di Eropa, tradisi bercerita lisan mulai berkembang menjadi cerita-cerita tertulis pada awal abad ke-14, terutama sekali dengan terbitnya karya Geoffrey Chaucer Canterbury Tales dan karya Giovanni Boccaccio Decameron. Kedua buku ini disusun dari cerita-cerita pendek yang terpisah (yang merentang dari anekdot lucu ke fiksi sastra yang dikarang dengan baik), yang ditempatkan di dalam cerita naratif yang lebih besar (sebuah cerita kerangka), meskipun perangkat cerita kerangka tidak diadopsi oleh semua penulis. Pada akhir abad ke-16, sebagian dari cerita-cerita pendek yang paling populer di Eropa adalah “novella” kelam yang tragis karya Matteo Bandello (khususnya dalam terjemahan Perancisnya). Pada masa Renaisan, istilah novella digunakan untuk merujuk pada cerita-cerita pendek.

Pada pertengahan abad ke-17 di Perancis terjadi perkembangan novel pendek yang diperhalus, “nouvelle”, oleh pengarang-pengarang seperti Madame de Lafayette. Pada 1690-an, dongeng-dongeng tradisional mulai diterbitkan (salah satu dari kumpulan yang paling terkenal adalah karya Charles Perrault). Munculnya terjemahan modern pertama Seribu Satu Malam karya Antoine Galland (dari 1704; terjemahan lainnya muncul pada 1710–12) menimbulkan pengaruh yang hebat terhadap cerita-cerita pendek Eropa karya Voltaire, Diderot dan lain-lainnya pada abad ke-18.

Cerita-cerita pendek modern

Cerita-cerita pendek modern muncul sebagai genrenya sendiri pada awal abad ke-19. Contoh-contoh awal dari kumpulan cerita pendek termasuk Dongeng-dongeng Grimm Bersaudara (1824–1826), Evenings on a Farm Near Dikanka (1831-1832) karya Nikolai Gogol, Tales of the Grotesque and Arabesque (1836), karya Edgar Allan Poe dan Twice Told Tales (1842) karya Nathaniel Hawthorne. Pada akhir abad ke-19, pertumbuhan majalah dan jurnal melahirkan permintaan pasar yang kuat akan fiksi pendek antara 3.000 hingga 15.000 kata panjangnya. Di antara cerita-cerita pendek terkenal yang muncul pada periode ini adalah “Kamar No. 6″ karya Anton Chekhov.

Pada paruhan pertama abad ke-20, sejumlah majalah terkemuka, seperti The Atlantic Monthly, Scribner’s, dan The Saturday Evening Post, semuanya menerbitkan cerita pendek dalam setiap terbitannya. Permintaan akan cerita-cerita pendek yang bermutu begitu besar, dan bayaran untuk cerita-cerita itu begitu tinggi, sehingga F. Scott Fitzgerald berulang-ulang menulis cerita pendek untuk melunasi berbagai utangnya.

Permintaan akan cerita-cerita pendek oleh majalah mencapai puncaknya pada pertengahan abad ke-20, ketika pada 1952 majalah Life menerbitkan long cerita pendek Ernest Hemingway yang panjang (atau novella) Lelaki Tua dan Laut. Terbitan yang memuat cerita ini laku 5.300.000 eksemplar hanya dalam dua hari.

Sejak itu, jumlah majalah komersial yang menerbitkan cerita-cerita pendek telah berkurang, meskipun beberapa majalah terkenal seperti The New Yorker terus memuatnya. Majalah sastra juga memberikan tempat kepada cerita-cerita pendek. Selain itu, cerita-cerita pendek belakangan ini telah menemukan napas baru lewat penerbitan online. Cerita pendek dapat ditemukan dalam majalah online, dalam kumpulan-kumpulan yang diorganisir menurut pengarangnya ataupun temanya, dan dalam blog.

Unsur dan ciri khas

Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel. Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat.

Dalam bentuk-bentuk fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung memuat unsur-unsur inti tertentu dari struktur dramatis: eksposisi (pengantar setting, situasi dan tokoh utamanya), komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik dan tokoh utama); komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik); aksi yang meningkat, krisis (saat yang menentukan bagi si tokoh utama dan komitmen mereka terhadap suatu langkah); klimaks (titik minat tertinggi dalam pengertian konflik dan titik cerita yang mengandung aksi terbanyak atau terpenting); penyelesaian (bagian cerita di mana konflik dipecahkan); dan moralnya.

Karena pendek, cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau mungkin pula tidak. Sebagai contoh, cerita-cerita pendek modern hanya sesekali mengandung eksposisi. Yang lebih umum adalah awal yang mendadak, dengan cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti dalam cerita-cerita yang lebih panjang, plot dari cerita pendek juga mengandung klimaks, atau titik balik. Namun demikian, akhir dari banyak cerita pendek biasanya mendadak dan terbuka dan dapat mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau pelajaran praktis.

Seperti banyak bentuk seni manapun, ciri khas dari sebuath cerita pendek berbeda-beda menurut pengarangnya.

Cerpen juga memiliki [unsur intrinsik] cerpen.

Ukuran

Menetapkan apa yang memisahkan cerita pendek dari format fiksi lainnya yang lebih panjang adalah sesuatu yang problematic. Sebuah definisi klasik dari cerita pendek ialah bahwa ia harus dapat dibaca dalam waktu sekali duduk (hal ini terutama sekali diajukan dalam esai Edgar Allan Poe “The Philosophy of Composition” pada 1846). Definisi-definisi lainnya menyebutkan batas panjang fiksi dari jumlah kata-katanya, yaitu 7.500 kata. Dalam penggunaan kontemporer, istilah cerita pendek umumnya merujuk kepada karya fiksi yang panjangnya tidak lebih dari 20.000 kata dan tidak kurang dari 1.000 kata.

Cerita yang pendeknya kurang dari 1.000 kata tergolong pada genre fiksi kilat (flash fiction). Fiksi yang melampuai batas maksimum parameter cerita pendek digolongkan ke dalam novelette, novella, atau novel.

Genre

Cerita pendek pada umumnya adalah suatu bentuk karangan fiksi, dan yang paling banyak diterbitkan adalah fiksi seperti fiksi ilmiah, fiksi horor, fiksi detektif, dan lain-lain. Cerita pendek kini juga mencakup bentuk nonfiksi seperti catatan perjalanan, prosa liris dan varian-varian pasca modern serta non-fiksi seperti fikto-kritis atau jurnalisme baru.


Sumber : Film TAUBAT (Trans TV : Kamis, 8 desember 2005) dengan tema “Wanita Penyebar Fitnah”.

Ringkasan cerita :

Diceritakan, Seorang wanita yang telah memiliki 3 orang anak. Tiap hari ia selalu bergosip. Dimanapun dan kapanpun ia selalu berusaha menciptakan gosip-gosip baru yang tentunya hanya fitnahnya belaka. Ia iri hati, lalu memfitnah tetangganya yang kaya. Ia mengatakan pada semua orang bahwa suaminya adalah seorang koruptor, sehingga tidak pantas tinggal di desanya. Warga desa pun akhirnya terhasut dan mengusir mereka. Lalu ia juga memfitnah Pak RT di desanya. Ia berkata pada istrinya bahwa suaminya itu telah menyalahgunakan kedudukannya dengan berselingkuh dengan seorang perempuan yang kost di dekat rumahnya. Istrinya pun terhasut, dan segera mendatangi tempat kost perempuan itu. Ia menyuruh pemilik kost untuk menutup kost nya tersebut, dan mengusir perempuan itu, warga turut terhasut dan membantu pengusiran perempuan itu. Bahkan karena fitnahnya pun, warga terpengaruh dan emosi, sehingga sempat membakar rumah salah seorang warga karena difitnah menjadi pelacur, tanpa menyelidiki dahulu kebenaran dari fitnah ibu tersebut.

Suatu hari bibirnya mengalami penyakit yang tak diketahui nama dan penyebabnya. Bibir dan wajahnya menjadi merah-merah. Banyak yang telah mengingatkannya, bahwa kelakuannya itu tidak baik, namun ia menganggapnya sebagai angin lalu. Akhirnya semua orang menjauhinya. Namun ketiga anaknya dengan setia merawatnya dan tetap menghormati ibunya tersebut. Akhirnya ia sadar akan perbuatannya yang buruk itu, ia pun memohon ampun pada warga. Warga memafkannya, karena ia telah bertobat dan berjanji tidak melakukan kesalahannya lagi, dan membantu membawanya ke masjid untuk sujud berdoa sesuai dengan permintaanya, dan penyakitnya pun akhirnya sembuh.

Tindakan yang sesuai dengan nilai kristiani :

1. Mau memaafkan kesalahan orang lain..

2. Peduli dan mengasihi sesama.

3. Hormat dan mengasihi orang tua.

4. Mau mengingatkan orang yang berbuat tidak baik.

5. Mau mengakui kesalahan.

6. Bertobat.

Tindakan yang tidak sesuai dengan nilai kristiani :

1. Berdusta / fitnah.

2. Memecah belah persatuan antar sesama.

3. Tidak menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya.

4. Menghakimi orang lain, padahal diri sendiri belum tentu benar.

5. Emosi, tanpa memikirkan dengan baik-baik sebelum bertindak.

6. Iri hati terhadap sesama.

Pengaruh baik buruknya dalam kehidupan orang percaya :

1. Pengaruh baik : Membuat kita belajar mengetahui bahwa tindakan-tindakan yang kita lakukan belum tentu berdampak positif, oleh karena itu kita harus mengetahui apa yang baik serta pantas untuk kita lakukan dan apa yang tidak seharusnya kita lakukan.

2. Pengaruh buruk : Dapat menggoyahkan iman orang percaya karena menurut saya, itu terlalu berlebihan.

Pelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari :

1. Janganlah kita memfitnah orang lain karena itu akan merugikan kita sendiri, terlebih lagi orang yang kita fitnah.

2. Janganlah main hakim sendiri.

3. Bila belum ada bukti nyata, maka kita tidak boleh memfonis seseorang seperti apa kata orang, karena belum tentu kata orang itu benar. Mungkin itu hanya fitnah belaka.

4. Bila tidak ingin difitnah, jangan memfitnah orang lain.

5. Ciptakanlah perdamaian diantara sekeliling kita.

6. Jadilah orang tua yang baik bagi anak-anak kita, sehingga kita dapat menjadi teladan.

7. Bagaimanapun juga perbuatan orang tua kita, mereka tetaplah orang tua yang harus kita sayangi dan hormati.

8. Dengan memaafkan, maka kedamaian akan terwujud.

9. Bertobatlah, selagi masih ada kesempatan.

10. Dekatkan diri kita pada Tuhan, maka niscaya kita akan terhindar untuk berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan jalanNYA.

“Fitnah Lebih Kejam dari pembunuhan”

Ditulis dalam Bahasa Indonesia | Bertanda: Bahasa Indonesia | Tinggalkan sebuah komentar »
Puisi LAMA: MANTRA, GURINDAM, SYAIR, PANTUN

Ditulis oleh dahlanforum di/pada Januari 11, 2010

A.PENGERTIAN
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan.

Aturan- aturan itu antara lain :

1. Jumlah kata dalam 1 baris
2. Jumlah baris dalam 1 bait
3. Persajakan (rima)
4. Banyak suku kata tiap baris
5. Irama

Contoh Puisi LAMA:

Saat di meja makan pertama:
muncul seribu bayangan duka
banyak yang berlalu, pagi itu
orang masih mabuk dengan impiannya
Dari radio keluar berita-berita basi, naiknya harga-harga
Bukan itu yang disebut perubahan!
“dimanakah sebernarnya keindahan bersemayam?”

Saat di meja makan kedua :
kesepian menekan tiba-tiba
ada jerit dari lorong tak bertepi
maka hidup hanya sebuah perjalanan lurus, tak berjiwa
bukan pengembaraan, bukan petualangan
:meneruskan yang sudah ada
padahal hidup berjalan ke depan

B. MACAM-MACAM PUISI LAMA

1. MANTRA
Mantra adalah merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan.

Contoh:

Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu

2.GURINDAM
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India)

CIRI-CIRI GURINDAM:

a. Sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst.
b. Berasal dari Tamil (India)
c. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab akibat.

Contoh :
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)

Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )

Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )

3. SYAIR
Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab.

CIRI – CIRI SYAIR :

a. Setiap bait terdiri dari 4 baris
b. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
c. Bersajak a – a – a – a
d. Isi semua tidak ada sampiran
e. Berasal dari Arab

Contoh :

Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)

Negeri bernama Pasir Luhur (a)
Tanahnya luas lagi subur (a)
Rakyat teratur hidupnya makmur (a)
Rukun raharja tiada terukur (a)

Raja bernama Darmalaksana (a)
Tampan rupawan elok parasnya (a)
Adil dan jujur penuh wibawa (a)
Gagah perkasa tiada tandingnya (a)

4.PANTUN
Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat.

CIRI – CIRI PANTUN :

1. Setiap bait terdiri 4 baris
2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
3. Baris 3 dan 4 merupakan isi
4. Bersajak a – b – a – b
5. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
6. Berasal dari Melayu (Indonesia)

Contoh :

Ada pepaya ada mentimun (a)
Ada mangga ada salak (b)
Daripada duduk melamun (a)
Mari kita membaca sajak (b)

MACAM-MACAM PANTUN

1. DILIHAT DARI BENTUKNYA

a. PANTUN BIASA
Pantun biasa sering juga disebut pantun saja.
Contoh :

Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati

2. SELOKA (PANTUN BERKAIT)
Seloka adalah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja sebab pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait.

CIRI-CIRI SELOKA:

a. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait kedua.
b. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait ketiga
c. Dan seterusnya

Contoh :
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan

Kayu jati bertimbal jalan,
Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan,
Ke mana untung diserahkan

3. TALIBUN
Talibun adalah pantun jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
Jika satiu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.
Jadi :
Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d

Contoh :
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu

Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu

4. PANTUN KILAT ( KARMINA )
CIRI-CIRINYA :

a. Setiap bait terdiri dari 2 baris
b. Baris pertama merupakan sampiran
c. Baris kedua merupakan isi
d. Bersajak a – a
e. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata

Contoh :

Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)

2. DILIHAT DARI ISINYA

2.1. PANTUN ANAK-ANAK
Contoh :

Elok rupanya si kumbang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang

2.2. PANTUN ORANG MUDA
Contoh :

Tanam melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Sehidup semati kita bersama
Satu kubur kelak berdua

2.3. PANTUN ORANG TUA
Contoh :

Asam kandis asam gelugur
Kedua asam riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang

2.4. PANTUN JENAKA
Contoh :

Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon mangga
Elok rupanya berbini sumbing
Biar marah tertawa juga

2.5. PANTUN TEKA-TEKI
Contoh :

Kalau puan, puan cemara
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki

Dari catatan sekolah…. terima kasih teman-teman dan bu Guru.

Ditulis dalam Bahasa Indonesia, Pengetahuan | Bertanda: Bahasa Indonesia | 23 Komentar - komentar »
Syair – Pengertian dan contoh

Ditulis oleh dahlanforum di/pada November 11, 2009

Syair adalah salah satu jenis puisi lama. Ia berasal dari Persia (sekarang Iran) dan telah dibawa masuk ke Nusantara bersama-sama dengan kedatangan Islam. Kata syair berasal dari bahasa Arab syu’ur yang berarti perasaan. Kata syu’ur berkembang menjadi kata syi’ru yang berarti puisi dalam pengertian umum. Syair dalam kesusastraan

Melayu merujuk pada pengertian puisi secara umum. Akan tetapi, dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair di negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain:

Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.

Menurut isinya, syair dapat dibagi menjadi lima golongan, sebagai berikut.

1. Syair Panji

Syair panji menceritakan tentang keadaan yang terjadi dalam istana dan keadaan orang-orang yang berada atau berasal dari dalam istana.

Contoh syair panji adalah Syair Ken Tambuhan yang menceritakan tentang seorang putri bernama Ken Tambuhan yang dijadikan persembahan kepada Sang Ratu Kauripan.

2. Syair Romantis

Syair romantis berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada cerita pelipur lara, hikayat, maupun cerita rakyat. Contoh syair romantis yakni Syair Bidasari yang menceritakan tentang seorang putri raja yang telah dibuang ibunya. Setelah beberapa lama ia dicari Putra Bangsawan (saudaranya) untuk bertemu dengan ibunya. Pertemuan pun terjadi dan akhirnya Bidasari memaafkan ibunya, yang telah membuang dirinya.

3. Syair Kiasan

Syair kiasan berisi tentang percintaan ikan, burung, bunga atau buahbuahan.

Percintaan tersebut merupakan kiasan atau sindiran terhadap peristiwa tertentu. Contoh syair kiasan adalah Syair Burung Pungguk yang isinya menceritakan tentang percintaan yang gagal akibat perbedaan pangkat, atau seperti perumpamaan “seperti pungguk merindukan bulan”.

4. Syair Sejarah

Syair sejarah adalah syair yang berdasarkan peristiwa sejarah.

Sebagian besar syair sejarah berisi tentang peperangan. Contoh syair sejarah adalah Syair Perang Mengkasar (dahulu bernama Syair Sipelman), berisi tentang perang antara orang-orang Makassar dengan Belanda.

Syair berbahasa Arab yang tercatat paling tua di Nusantara adalah catatan di batu nisan Sultan Malik al Saleh di Aceh,

bertarikh 1297 M.

5. Syair Agama

Syair agama merupakan syair terpenting. Syair agama dibagi menjadi empat yaitu: (a) syair sufi, (b) syair tentang ajaran Islam, (c) syair riwayatcerita nabi, dan (d) syair nasihat.

Perlu kita ketahui, setiap syair pasti mengandung pesan tertentu. Pesan tersebut dapat kita simpulkan setelah memahami isi sebuah syair.



dari buku sekolah

Ditulis dalam Bahasa Indonesia | Bertanda: Bahasa Indonesia, Syair | 26 Komentar - komentar »
Istilah-istilah dalam bidang Sastra

Ditulis oleh dahlanforum di/pada Agustus 27, 2009

Argumen : alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak pendapat, pendirian, atau gagasan.

Biografi : riwayat hidup yang ditulis oleh orang lain.

Diskriminatif : pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara (berdasarkan warna kulit, golongan suku, agama, ekonomi, dan sebagainya).

Diskusi : pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah.

Edukatif : bersifat mendidik.

Ekspresi : pengungkapan atau proses menyatakan maksud, gagasan, perasaan, dan sebagainya.

Fakta : hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi.

Generalisasi : perihal membentuk gagasan atau simpulan umum dari suatu kejadian, hal, dan sebagainya.

Identitas : ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang atau jati diri.

Implementasi : pelaksanaan; penerapan.

Informasi : pemberitahuan kabar.

Intonasi : ketepatan tinggi rendah nada.

Kaderisasi : hal mendidik menjadikan seseorang menjadi kader.

Kritik : kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian atau pertimbangan baik buruk terhadap hasil karya atau pendapat.

Kualitas : tingkat baik buruk sesuatu; kadar.

Mahir : sangat terlatih.

Mimik : peniruan dengan gerak anggota badan dan raut muka.

Nada : tingi rendah bunyi.

Paradigma : kerangka berpikir.

Program : acara

Proposal : rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja.

Telekomunikasi : komunikasi jarak jauh melalui kawat (telegrap, telepon) dan radio.
Persewaan Alat Pesta – Koleksi Abaya-Busana Muslim – Kerudung Murah okRek.com · DutaPulsa

dari buku sekolah

Ditulis dalam Bahasa Indonesia, Sastra | Bertanda: Bahasa Indonesia, Sastra | 2 Komentar - komentar »
SANGKURIANG – Contoh Naskah drama untuk latihan pemeranan

Ditulis oleh dahlanforum di/pada Agustus 16, 2009

Karya UTUY TATANG SONTANI

BABAK IV- ADEGAN 1

Malam hari

LAKONPERTAMA

Di halaman rumah. Sayup-sayup sampai di kejauhan terdengar suara gemuruh

Dayang Sumbi keluar dan rumah dengan suluh ditangan

1. DAYANG SUMBI: Rasa-rasa dalam mimpi

bahwa di malam ini

sedang diciptakan telaga

beserta perahunya,

dimana aku akan berlayaran

sebagai istri dan anakku sendiri

Rasa-rasa dalam mimpi

bahwa tadi

aku dipinang anakku

dan nanti

akan menjadi ibu dari cucuku sendiri

Ah, satu diantara dua :

aku atau anakku,

itulah yang sebenarnya bermimpi

di malam ini

Dan karena kini

asal tadi dan bakal nanti,

maka siapa yang bermimpi malam ini,

itulah yang besok pagi kesiangan,

itulah pemimpi sepanjang jaman


BUJANG MUNCUL

2. DAYANG SUMBI: Bagaimana ?

Apa yang nampak di mata ?

3. BUJANG : Bagai tenaga raksasa yang dicurahkan.

4. DAYANG SUMBI: Bagaimana ?

5. BUJANG : Bumi gemuruh

pohon-pohon pada tumbang

batu-batu bergulingan

membendung air,

Dilanda air

Dan siapa yang mengerjakan

haiam tidak kelihatan

Tapi yang tidak bisa dipungkin lagi

telaga luas akan segera terbukti

6. DAYANG SUMBI: Dan perahu ?

7. BUJANG : Itupun hampir selesai

8. DAYANG SUMBI: Kalau begitu,

kita tidak boteh lalai

Mang Aida Lepa dan kawan-kawannya, mesti segera diminta datang

9. BUJANG : Baik, Nyai, biar sekarang juga

bibi bangunkan semua


BUJANG TURUN

10. DAYANG SUMBI: Riuh gemuruh dikejauhan,

alamat telaga sedang dibangun.

Riuh gemuruh di dalam dadaku,

karena hati naik turun

Ah, hatiku !

hati manusia yang tahu tiada upaya,

tapi juga hati seoiang ibu

yang diancam bahaya

Sebagai manusia,

Ya. Dewata

Hatiku turun ke bawah telapak

kaki-Mu,

hidmat menyembah kebesaran-Mu,

menyerah

mengalah kepada kehendak-Mu

yang benar selalu

Tapi sebagai ibu,

ya, anakku !

Hatiku naik ke atas puncak citamu,

keras menolak keingmanmu,

bertindak

berontak menentang kebenaranmu

yang tiada benar bagiku


BUJANG MUNCUL DIIRINGI ARDA LEPA DAN KAWAN-KAWAN

11. ARDA LEPA : Ada apa, Nyai ?

kami dipanggil di malam sepi ?

12. DAYANG SUMBI: Mamang, malam ini

bukan malam sepi.

Malam ini malam yang seram

malam yang berat mengancam

Anakku Sang Kuriang

mulai tadi siang

menyatakan pendapatnya

yang tidak disangka-sangka

Dia tidak mau percaya

bahwa mi bukan ibunya

13. ARDA LEPA : Tapi jika semua orang

sependapat dengan Sang Kunang,

apa yang hendak kite katakan, kawan?

Kita semua tidak menyaksikan

kapan Sang Kunang dilahirkan,

bukan?

14. BERSAMA : Biar buta I Biar mati!

Tak pernah kita mengetahui.

15. DAYANG SUMBI: Memang, kalau semua orang

sependapat dengan Sang Kuriang,

itu terserah kepada mereka

Tapi bagiku aku adalah ibunya.

Kalau aku bukan ibu Sang Kuriang

aku tidak akan menolak dia meminang.

Dan mamang sekarang

tidak akan diminta datang

Apakah mamang setuju

anak mengawini ibu ?

16. ARDA LEPA : Anak mengawini ibu ?

Yey, itu tidak lucu !

17. BERSAMA : Itu mesti disapu !

Lebih haram dan jinah !

Lebih hewan dari hewan !

18. ARDA LEPA : Kalau betul Nyai ibu Sang Kunang

kalau betul Sang Kuriang meminang

Sang Kunang mesti kami buang !

Kalau tidak,

kami semua ikut berjinah

Kami menjadi hewan.

19. DAYANG SUMBI: Nantidulu

Dengar dulu!

Sebagai ibu yang kasih sayang teRhadap

anak, pinangan anakku tidak terangterangan

ditolak,

Aku berjanji mau kawin dengan dia,

asal besok ban sedia perahu dan telaga,

Ternyata sekarang

Perahu dan telaga sudah hamper siap

Berarti Sang Kuriang

akan dapat memenuhi permintaan ku.

20. ARDA LEPA : Jadi sekarang Nyai ingin

supaya tidak jadi kawin ?

supaya peiahu dan telaga

besok tidak bukti ?

21 DAYANG SUMBI: Betul.

Karena itu ku menginginkan

supaya kalian membakar hutan,

biar apinya bersinar-sinar;

menyerupai sinar fajar,

biar anakku Sang Kuriang

Melihat siang akan mendatang !

biar maksudnya diurungkan,

lantaran merasa kesiangan

22. ARDA LEPA : Ai, ai, Nyai ingin

Sang Kunang diajak bermam ?

Itu lucu !

23. BERSAMA : Tapi apa mungkin ?

Sang Kuriang lain dan yang lain

24. DAYANG SUMBI: Sang Kuriang memang lain dari yang lain

tapi Sang Kuriang manusia

Dan kepada manusia aku tetap yakin:

ada Dewata dalam dirinya

Dan selama ada Dewata

di dalam din manusia

kewajiban kita

bukan menundukan membmasakan

tapi menyalakan api keDewataan

yang bersemayam di tubuh lawan

Semoga api pembakar hutan

menjadi api kedewataan

yang bersinar terang-benderang

dalam tubuh Sang Kunang !

25 ARDALEPA : Bagaimana kawan.

kita sekarang membakar hutan ?

26. BERSAMA : Asal terang

ada anak memang ibu

27. ARDA LEPA : Yang sudah terang

semua manusia adalah satu

Orang lain masih kita juga.

Karena itu,

marilah kita ajak Sang Kuriang

bermain bersama kita

dengan api di tangan kita

Inilah panggilan kita

di dalam hidup bersama







Bajaj Bajuri adalah sinetron komedi yang sukses dan digemari banyak kalangan. Meskipun bukan buat anak-anak, banyak anak yang menyukainya. Siapa ya penggagas sinetron Bajaj Bajuri? Dia adalah Pak Aris Nugraha. Beliau adalah penulis skenario, sutradara, dan produser sinetron tersebut.

Ketika kamu terbahak-bahak menonton Bajaj Bajuri, pernahkah kamu membayangkan sulitnya membuat skenario sinetron komedi?

Menurut Pak Aris, dibanding sinetron drama, membuat sinetron komedi jauh lebih susah.

“Kita harus bekerja dua kali.

Pertama, kita harus membuat jalan cerita, setelah itu baru kita menambah unsur lucu dalam cerita tadi. Lucu itu biasanya berasal dari kesalahan. Baik itu salah bicara, salah melakukan, salah paham, atau salah mengerti,” jelas Pak Aris.

Jadi, jelas membuat sinetron komedi, seperti Bajaj Bajuri, tidak mudah. Pak Aris membutuhkan waktu dua tahun untuk menyiapkannya.

Persiapan yang paling banyak memakan waktu adalah membuat karakter tokoh. Setiap karakter yang dibuat haruslah sedetail mungkin.

Mulai dari penampilan fisik, daerah asal, latar belakang pendidikan, sampai sejarah singkat hidup tokoh.

Tidak lupa Pak Aris juga menambahkan ciri khas lisan (ucapan) pada setiap tokoh yang dibuat.

Misalnya, Mpok Minah dengan kata “maaf”-nya, dan Said dengan “ane ente”nya. Semua itu adalah salah satu usaha Pak Aris untuk memberi ciri khas pada setiap tokoh yang dibuatnya.

Setelah sukses menggarap seratus episode pertama, Pak Aris mulai berencana membuat sinetronkomedi lain. Untuk itu, ia mulai menyerahkan penulisan naskah dan penyutradaraan Bajaj Bajuri kepada orang lain. Hal ini dilakukan agar sinetron tidak kehabisan ide. Pak Aris pun kemudian mulai melatih para penulis naskah muda. Saat ini, Pak Aris memiliki 16 penulis yang ia latih sendiri. Setelah ‘melepaskan’ Bajaj Bajuri, Pak Aris mulai membuat sinetron komedi lain, yaitu Radio Repot dan Tante Tuti.

Walaupun menggarap sinetron komedi, Pak Aris mengerjakannya dengan sangat serius. Ia selalu menyisipkan pesan moral dalam setiap episode yang ia buat.

“Setiap episode yang saya buat, harus mengandung kesimpulan mengenai kebenaran atau memberi pelajaran,” begitu katanya.

Pak Aris juga menolak memasukkan unsur kekerasan. Inilah yang membuat pekerjaannya semakin sulit. Selain harus membuat cerita lucu yang ada pesan moralnya, ia juga harus menghindari kekerasan dan tayangan yang tidak pantas. “Kalau dipikir-pikir, membuat naskah komedi itu tidak lebih mudah daripada membuat Apollo atau pesawat ulang-alik, lho!” kata Pak Aris menggambarkan rumitnya pekerjaan menulis skenario komedi yang baik.

Kepedulian Pak Aris tentang pesan moral dan anti kekerasan memang beralasan. Hal ini ada hubungannya dengan cita-cita Pak Aris sejak kecil, menjadi guru.

Walaupun ia tidak berhasil meraih cita-citanya tersebut, namun ia masih dapat mendidik masyarakat melalui sinetron yang dibuatnya.

Keterlibatan Pak Aris dalam dunia penulisan naskah sinetron, tidak datang begitu saja. Ia memulainya dari bawah dengan menjadi kru film yang disebut clapper. Itu, lho, yang tugasnya membawa papan, pada setiap pengambilan gambar, lalu berteriak “take one!”

Untuk menjadi seorang clapper, Pak Aris harus meninggalkan profesi wartawannya. la rela meninggalkan pekerjaan tersebut karena ia sangat ingin menjadi seorang penulis skenario.

Walaupun Pak Aris memeroleh keahliannya itu tanpa mengikuti jalur formal, ia tidak menganjurkan hal tersebut. Kata Pak Aris, di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ada Jurusan Penulisan Skenario, tepatnya di Fakultas Film dan Seni. “Kalian juga harus terbiasa membaca atau menonton tayangan yang bagus. Dengan begini, ketika kalian membuat sebuah karya, karya itu pasti bagus.”

dari http://dahlanforum.wordpress.com

0 comments:

Copyright © 2014 Belajar Menjahit.